Belalang Kembara, Si Penyendiri yang Berkerumun
Beberapa minggu terakhir, Indonesia
terutama di Sumba, NTT mengalami serangan hama belalang, yaitu hama belalang
kembara. Belalang kembara ini datang dengan jumlah yang sangat besar hingga
menutupi langit sumba dan merusak tanaman - tanaman milik petani disana.
Belalang Gurun - Michael Kleinsasser |
Daftar isi
Pengertian Belalang Kembara
Belalang kembara ini tidak merujuk
pada salah satu jenis belalang, tetapi merupakan istilah untuk suatu kelompok
belalang yang memiliki ciri sama yaitu memiliki 3 fase dalam kehidupan nya dan
memiliki perilaku berpindah atau migrasi. Contoh belalang kembara yang sering
dibahas adalah Locusta migratoria, Schistocerca
gregaria.
Hama belalang kembara kembali menyerbu ke Sumba. Tahun ini lebih parah, sbg konsekuensi terjadinya La Nina sejak pertengahan 2021, membuat hujan lebih basah dan lembab, shg fase perkembangbiakan serangga ini lebih panjang dan populasinya membesar. pic.twitter.com/XZSwpuzVFx
— Ahmad Arif (@aik_arif) April 7, 2022
Fase Belalang Kembara
3 fase yang disebutkan sebelum nya
antara lain fase soliter, fase transisi, dan fase gregarius. Fase soliter
adalah fase dimana belalang dalam populasi rendah dan cenderung berperilaku
individual, sehingga pada fase ini belalang kembara tidak dinyatakan sebagai
hama karena tingkat serangan nya di bawah ambang batas ekonomi. Fase transisi
adalah fase dimana populasi belalang kembara sudah cukup tinggi serta mulai membentuk kelompok-kelompok kecil dan
apabila faktor lingkungan mendukung maka belalang kembara akan masuk dalam fase
gregarius, yaitu ketika kelompok-kelompok belalang kembara telah bergabung dan
membentuk gerombolan besar yang sangat merusak sehingga menjadikan belalang
kembara sebagai hama pertanian yang sangat rakus dan merusak[1].
Perlu digaris bawahi bahwa fase gregarius bukan lah fase yang pasti dilalui oleh belalang, karena fase gregarius adalah fase yang terjadi karena satu dan lain hal, dan belalang kembara bisa tetap pada fase soliter.
Siklus Hidup Schistocerca gregaria - National Geopgrahic |
Pemicu Perubahan Fase
Perubahan fase soliter menjadi fase gregarius
salah satunya dipicu oleh kondisi lingkungan yang kemarau menyebabkan
menipisnya persediaan pangan, sehingga bisa dikatakan bahwa fase gregarius
adalah fase yang terlahir karena rasa lapar dan keputusasaan[2].
Kemampuan berkelompok atau berkumpul belalang pada fase gregarius adalah adanya
pelepasan zat kimia serotonin, serotonin ini menyebabkan belalang lebih mudah
bergaul dan mendorong gerakan yang cepat serta nafsu makan yang bervariasi.
Sentuhan merupakan pemantik untuk
belalang kembara dari fase soliter ke fase gregarius. Sentuhan yang dimaksudkan
adalah sentuhan belalang kembara ke belalang kembara lain pada bagian tubuhnya
dan bagian tubuh paling memiliki pengaruh adalah bagian femur, sehingga
peneliti berpendapat bahwa penyebab utama dari perilaku peralihan yang
menghasilkan pembentukan kawanan belalang adalah individu belalang kembara yang
secara teratur menyentuh femur belalang kembara lain di dalam populasi yang telah terkonsentrasi
oleh lingkungan. Sentuhan dapat memicu perubahan fase karena belalang memiliki akseptor
mekanosensorik[3].
Akseptor Mekanosensorik - S.J. Simpson |
Perubahan Belalang Kembara
Perubahan fase pada belalang
menyebabkan perubahan seperti pada morfologis belalang. Belalang gregarius
memiliki warna peringatan aposematik cerah sebagai nimfa, memiliki kaki yang
lebih pendek. Perubahan lain tersebut dapat dilihat dari gambar berikut
Perbedaan morfologi belalang kembara soliter dan gregarius - Liesbeth Badisco dkk |
Belalang kembara, Schistocerca gregaria, menunjukkan
perubahan plastisitas fenotipik yang ekstrem dan terjadi perbedaan antara fase
soliter dan fase gregarius. Selain adanya perubahan secara fenotipe, perubahan
juga terjadi pada tingkat gen. Belalang dengan fase gregarius memiliki gen yang
mampu membuat mereka memiliki kemampuan untuk merespons tantangan fisiologis
serta memiliki sensorik yang lebih komplek dibandingkan dengan fase soliter[4].
Hal tersebut dapat di logika, bahwa makhluk hidup yang melakukan migrasi akan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan yang non migrasi karena menghadapi
tantangan yang berbeda dengan sebelumnya.
Penyebab Ledakan Belalang Kembara
Perubahan iklim menjadi faktor terjadinya ledakan belalang kembara, terutama perubahan iklim antropogenik, yaitu perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Hal tersebut pernah terjadi di afrika timur pada tahun 2019/2020, yang mana merupakan kejadian terburuk selama 70 tahun[5]. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya penyimpangan iklim pada suatu wilayah, seperti pada Lampung tahun 1998. Penyimpangan iklim terjadi secara nyata dari tahun 1989 hingga 1998, memiliki curah hujan yang rendah berkisar 33-234 mm perbulan, nilai tersebut lebih rendah setengah dari kondisi normal sehingga curah hujan mengindikasikan sebagai penyebab ledakan belalang kembara[6].
Cara Ampuh mengusir Belalang..
Dikirim oleh Orles Ningga pada Sabtu, 07 Mei 2022
Fenomena alam seperti la nina juga
turut mematik terjadi nya ledakan belalang sumba. La nina menyebabkan hujan dan
kering secara bergantian sehingga menyebabkan kondisi yang optimal untuk
bertelur dan menetas, maka la nina ini bisa sebagai penyebab masif dan padat
nya populasi belalang kembara[7].
Daya Konsumsi Belalang Kembara
Belalang kembara dengan fase
gregarius memiliki kepadatan populasi tinggi memiliki kecenderungan tingkat
makan yang tinggi dan lebih rakus dan volume makanan secara signifikan lebih
tinggi daripada mereka dalam kepadatan populasi rendah[8]. Sehingga
semakin tinggi padat populasi belalang kembara maka akan semakin rakus sehingga
akan semakin merusak dan mengakibatkan kerusakan besar di sepanjang jalur yang
dilewati Sehingga semakin padat populasi semakin tinggi daya makan dan semakin
besar pula tingkat kerusakan yang akan diberikan. Oleh karena itu sepanjang
jalur yang dilewati belalang kembara akan mengalami kerusakan tinggi.
Hancur di belalang Kumbara 🦗Daerah NTT kab Sumba Tengah
Dikirim oleh Ivo Matari Dekabers pada Senin, 25 April 2022
Kerusakan tinggi memberikan kerugian
bagi petani. Sebagai gambaran, pada tahun 1997-2001 di Lampung, serangan hama
ini menyebabkan kehilangan hasil padi sawah, padi gogo, jagung, dan palawija
lain serta tebu sebesar 7.555 ton atau kerusakan 72,80% dengan nilai kerugian
6,5-8,0 milyar rupiah per tahun[9].
Tindakan Pencegahan
Tindakan
yang dapat dilakukan adalah pencegahan. Pencegahan paling rasional adalah
menggunakan iklim, sehingga perlu memahami tingkah laku belalang kembara serta
memahami faktor - faktor pendukung serangan belalang kembara. Untuk tahap yang
lebih modern, pencegahan dapat dilakukan dengan pemantauan secara spasial
menggunakan satelit. Pemantauan berdasarkan dua parameter lingkungan penting
untuk perkembangan belalang: kelembaban tanah dan vegetasi.
Penginderaan Kelembaban - Earth Obsevatory |
Kelembaban tanah penting karena
betina hampir selalu bertelur di tanah yang basah, hangat, dan berpasir. Secara
umum, mereka tidak bertelur kecuali tanahnya lembab hingga 5-10 sentimeter (2-4
inci) di bawah permukaan. Setelah telur menetas, kelimpahan vegetasi di
sekitarnya menjadi parameter penting karena menyediakan makanan bagi belalang
dewasa dan memandu pola migrasi[10]. Setelah dilakukan penginderaan
atau pemantauan secara satelit maka menentukan lokasi perkembangbiakan dan
melakukan tindakan.
Kesimpulan
Belalang kembara memiliki 2 fase yaitu fase soliter dan fase gregarius. Fase gregarius adalah fase yang berbahaya karena fase tersebut belalang kembara menjadi kelompok dan sangat rakus sehingga menyebabkan kerusakan sepanjang jalur yang dilewati. Fase gregarius dapat muncul karena banyak faktor seperti, ketersedian pangan, iklim, fisiologi belalang kembara. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pencegahan berupa pemantauan dan penginderaan secara satelit.
Ditulis Oleh : Mirza Saputra
Posting Komentar