Belalang Kembara, Si Penyendiri yang Berkerumun

Beberapa minggu terakhir, Indonesia terutama di Sumba, NTT mengalami serangan hama belalang, yaitu hama belalang kembara. Belalang kembara ini datang dengan jumlah yang sangat besar hingga menutupi langit sumba dan merusak tanaman - tanaman milik petani disana.

Belalang Gurun - Michael Kleinsasser

Pengertian Belalang Kembara

Belalang kembara ini tidak merujuk pada salah satu jenis belalang, tetapi merupakan istilah untuk suatu kelompok belalang yang memiliki ciri sama yaitu memiliki 3 fase dalam kehidupan nya dan memiliki perilaku berpindah atau migrasi. Contoh belalang kembara yang sering dibahas adalah Locusta migratoria, Schistocerca gregaria.

Fase Belalang Kembara

3 fase yang disebutkan sebelum nya antara lain fase soliter, fase transisi, dan fase gregarius. Fase soliter adalah fase dimana belalang dalam populasi rendah dan cenderung berperilaku individual, sehingga pada fase ini belalang kembara tidak dinyatakan sebagai hama karena tingkat serangan nya di bawah ambang batas ekonomi. Fase transisi adalah fase dimana populasi belalang kembara sudah cukup tinggi serta  mulai membentuk kelompok-kelompok kecil dan apabila faktor lingkungan mendukung maka belalang kembara akan masuk dalam fase gregarius, yaitu ketika kelompok-kelompok belalang kembara telah bergabung dan membentuk gerombolan besar yang sangat merusak sehingga menjadikan belalang kembara sebagai hama pertanian yang sangat rakus dan merusak[1].

Perlu digaris bawahi bahwa fase gregarius bukan lah fase yang pasti dilalui oleh belalang, karena fase gregarius adalah fase yang terjadi karena satu dan lain hal, dan belalang kembara bisa tetap pada fase soliter.

Siklus Hidup Schistocerca gregaria - National Geopgrahic

Pemicu Perubahan Fase

 Perubahan fase soliter menjadi fase gregarius salah satunya dipicu oleh kondisi lingkungan yang kemarau menyebabkan menipisnya persediaan pangan, sehingga bisa dikatakan bahwa fase gregarius adalah fase yang terlahir karena rasa lapar dan keputusasaan[2]. Kemampuan berkelompok atau berkumpul belalang pada fase gregarius adalah adanya pelepasan zat kimia serotonin, serotonin ini menyebabkan belalang lebih mudah bergaul dan mendorong gerakan yang cepat serta nafsu makan yang bervariasi.

Sentuhan merupakan pemantik untuk belalang kembara dari fase soliter ke fase gregarius. Sentuhan yang dimaksudkan adalah sentuhan belalang kembara ke belalang kembara lain pada bagian tubuhnya dan bagian tubuh paling memiliki pengaruh adalah bagian femur, sehingga peneliti berpendapat bahwa penyebab utama dari perilaku peralihan yang menghasilkan pembentukan kawanan belalang adalah individu belalang kembara yang secara teratur menyentuh femur belalang kembara lain  di dalam populasi yang telah terkonsentrasi oleh lingkungan. Sentuhan dapat memicu perubahan fase karena belalang memiliki akseptor mekanosensorik[3].

Akseptor Mekanosensorik - S.J. Simpson

Perubahan Belalang Kembara

Perubahan fase pada belalang menyebabkan perubahan seperti pada morfologis belalang. Belalang gregarius memiliki warna peringatan aposematik cerah sebagai nimfa, memiliki kaki yang lebih pendek. Perubahan lain tersebut dapat dilihat dari gambar berikut 

Perbedaan morfologi belalang kembara soliter dan gregarius - Liesbeth Badisco dkk 

Belalang kembara, Schistocerca gregaria, menunjukkan perubahan plastisitas fenotipik yang ekstrem dan terjadi perbedaan antara fase soliter dan fase gregarius. Selain adanya perubahan secara fenotipe, perubahan juga terjadi pada tingkat gen. Belalang dengan fase gregarius memiliki gen yang mampu membuat mereka memiliki kemampuan untuk merespons tantangan fisiologis serta memiliki sensorik yang lebih komplek dibandingkan dengan fase soliter[4]. Hal tersebut dapat di logika, bahwa makhluk hidup yang melakukan migrasi akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan yang non migrasi karena menghadapi tantangan yang berbeda dengan sebelumnya.

Penyebab Ledakan Belalang Kembara

Perubahan iklim menjadi faktor terjadinya ledakan belalang kembara, terutama perubahan iklim antropogenik, yaitu perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Hal tersebut pernah terjadi di afrika timur pada tahun 2019/2020, yang mana merupakan kejadian terburuk selama 70 tahun[5]. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya penyimpangan iklim pada suatu wilayah, seperti pada Lampung tahun 1998. Penyimpangan iklim terjadi secara nyata dari tahun 1989 hingga 1998, memiliki curah hujan yang rendah berkisar 33-234 mm perbulan, nilai tersebut lebih rendah setengah dari kondisi normal sehingga curah hujan mengindikasikan sebagai penyebab ledakan belalang kembara[6].

Cara Ampuh mengusir Belalang..

Dikirim oleh Orles Ningga pada Sabtu, 07 Mei 2022

Fenomena alam seperti la nina juga turut mematik terjadi nya ledakan belalang sumba. La nina menyebabkan hujan dan kering secara bergantian sehingga menyebabkan kondisi yang optimal untuk bertelur dan menetas, maka la nina ini bisa sebagai penyebab masif dan padat nya populasi belalang kembara[7].

Daya Konsumsi Belalang Kembara

Belalang kembara dengan fase gregarius memiliki kepadatan populasi tinggi memiliki kecenderungan tingkat makan yang tinggi dan lebih rakus dan volume makanan secara signifikan lebih tinggi daripada mereka dalam kepadatan populasi rendah[8]. Sehingga semakin tinggi padat populasi belalang kembara maka akan semakin rakus sehingga akan semakin merusak dan mengakibatkan kerusakan besar di sepanjang jalur yang dilewati Sehingga semakin padat populasi semakin tinggi daya makan dan semakin besar pula tingkat kerusakan yang akan diberikan. Oleh karena itu sepanjang jalur yang dilewati belalang kembara akan mengalami kerusakan tinggi.

Hancur di belalang Kumbara 🦗Daerah NTT kab Sumba Tengah

Dikirim oleh Ivo Matari Dekabers pada Senin, 25 April 2022

Kerusakan tinggi memberikan kerugian bagi petani. Sebagai gambaran, pada tahun 1997-2001 di Lampung, serangan hama ini menyebabkan kehilangan hasil padi sawah, padi gogo, jagung, dan palawija lain serta tebu sebesar 7.555 ton atau kerusakan 72,80% dengan nilai kerugian 6,5-8,0 milyar rupiah per tahun[9].

Tindakan Pencegahan

            Tindakan yang dapat dilakukan adalah pencegahan. Pencegahan paling rasional adalah menggunakan iklim, sehingga perlu memahami tingkah laku belalang kembara serta memahami faktor - faktor pendukung serangan belalang kembara. Untuk tahap yang lebih modern, pencegahan dapat dilakukan dengan pemantauan secara spasial menggunakan satelit. Pemantauan berdasarkan dua parameter lingkungan penting untuk perkembangan belalang: kelembaban tanah dan vegetasi.

Penginderaan Kelembaban - Earth Obsevatory

Kelembaban tanah penting karena betina hampir selalu bertelur di tanah yang basah, hangat, dan berpasir. Secara umum, mereka tidak bertelur kecuali tanahnya lembab hingga 5-10 sentimeter (2-4 inci) di bawah permukaan. Setelah telur menetas, kelimpahan vegetasi di sekitarnya menjadi parameter penting karena menyediakan makanan bagi belalang dewasa dan memandu pola migrasi[10]. Setelah dilakukan penginderaan atau pemantauan secara satelit maka menentukan lokasi perkembangbiakan dan melakukan tindakan.

Kesimpulan

            Belalang kembara memiliki 2 fase yaitu fase soliter dan fase gregarius. Fase gregarius adalah fase yang berbahaya karena fase tersebut belalang kembara menjadi kelompok dan sangat rakus sehingga menyebabkan kerusakan sepanjang jalur yang dilewati. Fase gregarius dapat muncul karena banyak faktor seperti, ketersedian pangan, iklim, fisiologi belalang kembara. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pencegahan berupa pemantauan dan penginderaan secara satelit.

Ditulis Oleh : Mirza Saputra

Sumber : [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 

DotyCat - Teaching is Our Passion