Mengenal Perangkap Jaring Hama Burung
Padi, komoditas pertanian yang termasuk banyak ditanam oleh petani di
Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2021, menunjukkan bahwa luas panen
tanaman padi di Indonesia secara keseluruhan seluas 10,51 juta hektar,
dengan produksi tahun 2021 sebesar 55,2 juta ton[1]
. Jumlah produksi yang meningkat dari tahun 2020, menunjukkan bahwa tanaman
padi tumbuh dengan baik sehingga produksi meningkat. Akan tetapi, momok hama
selalu menyelimuti setiap pertanaman padi, sehingga petani harus menjaga
tanamannya agar tetap tumbuh dengan baik serta mampu berproduksi tinggi.
Burung Pipit - Pixabay |
Salah satu hama penting tanaman padi yang menjadi momok petani adalah
burung. Burung yang biasanya menjadi hama tanaman padi adalah burung pipit,
burung peking dan burung bondol. Hama burung, khususnya burung bondol, mampu
mengurai produksi sebesar 30 % - 50 % dan setiap burung bondol mampu makan
rata - rata sebanyak 5 gram[2]
. Hama burung umumnya menyerang ketika pagi atau sore hari, ketika cuaca
teduh, dan mereka menyerang secara bergerombol sehingga menyebabkan tingkat
kerusakan dapat lebih tinggi.
Umumnya, petani mengatasi hama burung ini dengan memasang orang - orangan
sawah, memasang kain atau plastik yang mampu bergerak ketika terkena angin,
atau membuat bunyi - bunyian yang berisik seperti berteriak atau membuat
alat. Terdapat alternatif lain selain menggunakan cara tersebut untuk
mengatasi hama burung, cara alternatif tersebut adalah menggunakan perangkap
jaring.
Perangkap Jaring - Dokumentasi Pribadi |
Menggunakan perangkap jaring termasuk tindakan pengendalian yang memahami
perilaku dari hama burung itu sendiri. Hama burung memiliki jenis perilaku
allelomimetik, yang berarti pergerakan suatu individu mengikuti pergerakan
individu lain ketika individu lain berpindah tempat[3]. Tingkah
laku allelomimetik dari hama burung terjadi secara alamiah, yang mana
terjadi karena kecenderungan hewan untuk hidup secara berkelompok terutama
di alam bebas serta adanya kecenderungan satu hewan untuk mengikuti[4]
.
Perilaku hama burung tersebut menyebabkan pergerakan hama burung bergerombol. Pergerakan hama burung yang bergerombol memungkinkan perangkap jaring mampu menjerap hama burung sekaligus dalam satu waktu. Ada dua tipe penggunaan perangkap jaring, yaitu perangkap jaring sebagai pagar dan sebagai penutup area sawah.
Sebagai Pagar
Perangkap jaring ini dipasang secara melintang sejajar dengan pematang
sawah. Perangkap dipasang seperti pagar yang berfungsi menjebak hama
burung yang akan mencari makan. Pemasangan dilakukan saat pagi hari
sebelum hama burung mencari makan, sehingga ketika hama burung turun dari
pohon akan terperangkap di jaring dan kemudian petani mengambil hama
burung yang terjebak secara manual.
Pemasangan dilakukan dengan menancapkan ajir atau tongkat pada titik yang
ditentukan. Untuk menghindari jaring menjadi ruwet atau terkumpul menjadi
satu maka setiap 1 meter, jaring di ikat dengan karet atau tali. Ada trik
yang biasa digunakan petani, yaitu untuk meningkatkan hasil hama burung
yang terperangkap, umumnya petani menggunakan peluit khusus.
Sebagai Penutup
Perangkap jaring ini dipasang dengan menutup seluruh area sawah. Cara memasangnya diawali dengan memasang tali lurus sebagai tumpuan jaring, kemudian jaring di tata diatas sawah seperti pada video diatas. Agar jaring rapat maka setiap jarak 1 meter, jaring diikat dengan tali agar tidak ada yang kendor.
Pemasangan perangkap jaring sebagai penutup ini umumnya dilakukan ketika sawah tidak memerlukan pupuk atau pestisida sehingga hanya menunggu ketika waktu panen. Mendekati waktu panen tersebutlah, banyak hama burung yang mulai menyerang, karena hama burung menyukai biji padi yang sudah utuh.
Ditulis oleh : Mirza Saputra
Posting Komentar