Rekomendasi Buku: Siapa Mau Jadi Petani ?

Petani identik dengan kemiskinan, kesengsaraan, dan kalangan orang yang tidak berpendidikan. Tapi dalam buku ini, Anda akan temukan kenyataan yang sesungguhnya 

Begitulah kalimat yang dituliskan oleh penulis. Memang bukan hal tersembunyi, stereotip petani di masyarakat awam selalu berkonotasi negatif. Salah satu stereotip petani yang berkembang di masyarakat adalah mengenai kedekatan hubungan dengan kemiskinan, bertani dianggap menjadi pekerjaan yang jauh dari kemapanan dan kesejahteraan karena sering dikaitkan dengan kondisi kehidupan masyarakat desa[1] .

Siapa Mau Jadi Petani ? - Dokumentasi Pribadi

Stereotip tersebut terbentuk akibat masyarakat tidak mengenal petani atau memang dengan sengaja tidak ingin mengenal, sehingga masyarakat melakukan penilaian secara generalisasi tanpa diferensiasi. Mengenal adalah cara untuk memudarkan stereotip, buku “ Siapa Mau Jadi Petani “ akan membantu kalian mengenal petani lebih dalam.

Jika kalian menganggap petani adalah hanya orang yang menanam benih saja, maka kalian akan di tampar oleh buku ini. Penulis mendefinisikan petani tidak hanya menanam, tetapi seseorang yang memelihara, dalam artian menanamnya dengan sengaja, merawat, dan kemudian memetik hasilnya.

Disebut sebagai seorang petani, bukan karena mampu menumbuhkan benih kacang hijau di kapas basah, tetapi disebut seorang petani ketika seseorang melakukan aktivitas memelihara.

Penulis menggambarkan petani seperti seorang pakar nuklir, karena petani bekerja dengan energi yang cukup besar yaitu energi matahari. Selain itu penulis juga menganalogikan petani seperti seorang ibu, karena petani memastikan semua kebutuhan tanaman nya terpenuhi.

Mengenal petani tidak hanya dengan mengetahui definisi, tetapi mengenal pekerjaan nya. Kata yang menggambarkan pekerjaan petani, rumit. Petani berusaha menciptakan kondisi seperti lingkungan asli tanaman yang akan ditanam, karena itu petani perlu mengetahui syarat - syarat hidup tanaman, dimaksudkan agar tanaman tumbuh dengan nyaman.

Mengendalikan mutu merupakan sepersekian dari kerumitan menjadi petani. Sebagai contoh yang diterangkan dalam buku terbitan 2016 ini, Pala harus dijemur hingga kadar airnya 12 % agar mutu pala tetap terjaga. Sesederhana menjemur pun akan menjadi hal yang sulit karena situasi yang berjalan menyimpang dari rencana, seperti hujan. Contoh lain seperti tanaman sayur - sayuran, petani harus sesegera mungkin menjual hasil panen nya agar sayur - sayuran miliknya tidak layu atau rusak, jika itu terjadi maka hasil panen tidak lagi bernilai.

Petani Bahagia - saprotan-utama.com

Melihat betapa susahnya menjadi petani, apakah petani bahagia ? Itu sebenarnya adalah hal yang sangat subjektif[2] , seperti bahagia versi saya dan kalian mungkin beda. Itu juga berlaku dengan kebahagian petani, mungkin bagi kalian petani tidak hidup bahagia karena tinggal di desa, jauh kalau kemana - mana sedangkan dari sudut pandang petani bisa saja kalian tidak bahagia menurut mereka

Penulis menjelaskan kebahagian-kebahagian petani yang mungkin kalian pikir itu adalah kesedihan nya.  Penulis menggambarkan kebahagian petani dengan membandingkan kehidupan petani dan masyarakat kota, penggambaran nya pun jelas karena di ceritakan dalam bentuk cerita yang mudah dibayangkan

Buku terbitan Grasindo ini berusaha menjelaskan kepada kita, para pembaca, tentang siapa petani yang selama ini sengaja untuk tidak dikenal, menghargai pekerjaan dan kehidupan petani. Saya rasa, buku ini cocok untuk kalian yang ingin memantapkan diri sebagai petani, untuk kalian yang ingin mencari seberkas motivasi untuk memulai bertani. Buku ini secara keseluruhan menggambarkan bagaimana enak nya menjadi petani.

Ditulis Oleh : Mirza Saputra

Sumber : [1] [2]

DotyCat - Teaching is Our Passion