Mengenal Methil, Tradisi Ungkapan Rasa Syukur Petani
Menjadi petani, terutama petani padi adalah
profesi mainstream di daerah saya dan mungkin juga di daerah kalian.
Kegiatan utama petani padi adalah menanam padi. Proses menanam padi yang
dimulai dari benih hingga tumbuh menjadi tanaman sejati lalu berbunga dan
berbuah setelah itu menunggu hingga padi siap di panen.
Kegiatan
panen terutama di tanah jawa tidak hanya sekedar panen semata, namun ada prosesi yang harus dilakukan.
Prosesi tersebut adalah methil, suatu proses dimana warga melakukan
beberapa tahap sebelum mereka melaksanakan panen raya padi[1]
.
Secara
umum, methil dilakukan dengan 3 tahap[1]
. Pertama, menentukan hari baik untuk melaksanakan tradisi, pada umumnya
masyarakat tani khususnya jawa, jika ingin mengadakan acara ataupun hal
lainnya haruslah dicari hari sebaiknya terlebih dahulu barulah mengadakan
acara di hari yang telah ditentukan[2]
.
Methil - Dokumentasi Pribadi |
Menurut Pak Podo, orang yang melaksanakan prosesi methil di Desa Temenggungan, Penentuan hari methil tidak boleh bebas dan tidak boleh sembarangan, tidak boleh menentukan hari methil sesuka hati. Penentuan tanggal methil didapatkan dari meminta nasehat dari tetua desa, biasanya didasarkan pada hitungan jawa (Primbon). Selain itu ada beberapa pantangan lain, seperti tidak boleh bertepatan dengan orang meninggal, menghindari tanggal - tanggal sial setiap pemilik lahan.
Semua hari adalah baik, tetapi tiap-tiap hari punya nasibnya sendiri (Pak Podo, 2021)
Perlengkapan Methil - Dokumentasi Pribadi |
Prosesi
methil dilanjutkan pada tahap kedua, yaitu tahap persiapan. Prosesi
methil ini harus lengkap dari peralatan yang dibutuhkan, agar prosesi
methil dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Untuk zaman sekarang,
perlengkapan methil cukup mudah dan ringan, seperti pisang raja, air,
dan kembang wangi. Menurut Pak Podo, kalau zaman dulu, tiap
methil akan diadakan selamatan atau kenduri, bahkan ada juga yang
dalam kenduri mengharuskan ayam panggang dari ayam putih.
Prosesi
final methil adalah tahap tindakan. Tahap ini berisi kegiatan utama
dari methil itu sendiri. Pak Podo akan masuk ke tengah sawah dan
berdoa, doa yang dipanjat doa qunut dan doa slamet. Setelah dari sawah, Pak
Podo akan membawa satu rumpun padi yang telah dipotong sebagai simbol.
Simbol Methil - Dokumentasi Pribadi |
Melihat perkembangan zaman yang semakin maju, tradisi ini tetap banyak dilakukan. Petani meyakini jika tradisi ini merupakan peninggalan nenek moyang sehingga harus dilaksanakan sebagai penghormatan atas apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dan juga sebagai perwujudan syukur atas panennya[2] . Hal apa yang ada sejak zaman dahulu sudah diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang baik untuk dilakukan, karena orang dahulu tidak mengalami masalah dalam menjalankan hal tersebut[2] .
Petani yang menjalankan tradisi ini kebanyakan memiliki pemikiran bahwa melakukan methil ini tidak merugikan siapa pun, berdoa nya juga kepa Allah SWT, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukan. Meskipun begitu ada juga beberapa petani yang tidak lagi menjalankan tradisi methil ini.
Narasumber - Dokumentasi Pribadi |
Terlihat
pada tahap ketiga, nilai - nilai agama masuk dalam tradisi methil.
Apabila dulu tradisi methil ditujukan sebagai bentuk permohonan
keselamatan dan wujud rasa syukur terhadap Dewi Sri[3]
. Seiring dengan berkembang nya zaman dan masuk nya agama terutama agama
islam, menyebabkan “ modifikasi “ dalam prosesi methil.
Baca Juga : Lebih Kenal dengan Dewi Sri
Ritual yang awal nya di tunjukkan kepada Dewi Sri, sekarang ini, prosesi methil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ungkapan syukur ini memang tidak menambah hasil panen secara fisik, tapi dengan bersyukur maka nikmat yang diberikan akan bertambah. Bagaimana cerita methil di daerah kalian ?
Narasumber : Pak Podo
Ditulis Oleh : Mirza Saputra
Posting Komentar